Sebagai salah satu pusat perekonomian dari abad pertengahan, Yogyakarta menjadi tempat tujuan berbagai macam suku bangsa. Di daerah juga menjadi tujuan komunitas warga Cina atau Tionghoa yang telah tinggal di sini dari generasi ke generasi. Mereka datang dan membaur dengan warga lokal sehingga menambah kekayaan budaya yang ada di Yogyakarta hingga sekarang dan menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan daerah ini. Di sini mereka juga mendirikan tempat ibadah berupa klenteng sebagai bagian dari identitas mereka yang membuat Yogyakarta semakin beragam.
Di kawasan Poncowinatan yang terkenal sebagai Pecinannya Yogyakarta terdapat sebuah klenteng yang merupakan tempat ibadah umat Khonghucu yang dianggap sebagai yang tertua di Yogyakarta. Klenteng Tjen Ling Kiong atau Zhen Ling Gong adalah nama resmi dari klenteng ini. Kwan Tie Koen adalah dewa yang dipuja di klenteng ini. Klenteng ini umum disebut Klenteng Poncowinan karena berada di Jalan Poncowinan, Kranggan, Yogyakarta. Dalam sejarahnya Klenteng Tjen Ling Kiong didirikan pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Semuanya berawal dari keinginan warga Tionghoa di Yogyakarta untuk memiliki tempat ibadah pada masa itu. Dengan seizin pihak Keraton Yogyakarta maka sebidang lahan dihibahkan untuk dipakai sebagai lokasi pembangunan klenteng dan masih bertahan saat ini. Pembangunan klenteng dimulai pada tahun 1881 dan selesai tahun 1907.
Pada 20 Desember 2005, bangunan Klenteng Tjen Ling Kiong mendapatkan “Penghargaan Pelestarian Warisan Budaya 2005”. Hal tersebut menandakan bahwa klenteng ini merupakan bangunan bersejarah dan memiliki nilai sejarah yang tinggi dan harus tetap dilestarikan. Bangunan ini berbentuk persegi panjang dan melebar kesamping seperti umumnya bangunan klenteng lainnya. Terdapat hiasan dua patung naga yang saling berhadapan di atap. Sementa itu pintu berdaun dua di bagian kiri dan kanan. Pintu tersebut terdapat lukisan Dewa Pintu Men Shen. Didominasi warna merah pada bangunan kelenteng, hal tersebut merupakan lambang dari kebahagiaan dalam tradisi Tionghoa. Di bagian dalam terdapat berbagai macam altar yang digunakan untuk berdoa.
Lokasi:
Klenteng ini berada di Jl. Poncowinatan 16 RT 007/02, Cokrodiningratan, Jetis, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bagi wisatawan dapat mendatangi dan menjadikannya paket wisata murah Jogja.
Tips Wisata:
- Gunakan pakaian yang sopan.
- Pakai alas kaki yang nyaman.
- Jaga sopan-santun.
- Jaga kebersihan.