Pementasan Ramayana Ballet Candi Prambanan
Sendratari Ramayana atau Ramayana Ballet Candi Prambanan merupakan pertunjukan kolosal yang berupa seni tari tanpa dialog yang di gelar secara rutin di pelataran Candi Prambanan, Sleman Yogyakarta. Dalam pertunjukan ini diceritakan kisah tentang Ramayana.
Dalam pertunjukan Ramayanan Ballet Candi Prambanan tersebut menceritakan tentang kisah Ramayana hasil karya Walmiki yang diambil dari cerita legenda yang ditulis degan bahasa Sansekerta. Cerita tersebut juga merupakan gambaran dari terjemahan relief yang terdapat di candi Prambanan.
Ramayana Ballet Candi Prambanan diselenggarakan rutin di komplek Candi Prambanan pada waktu malam hari, yaitu setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu, dimulai pukul 19.30 – 21.30 WIB. Dalam pertunjukan tersebut memang tidak terdapat dialog sama sekali namun bahasa yang digunakan untuk menggambarkan jalannya cerita tersebut berupa gerakan seni tari yang dilakukan oleh para Sinden.
Para penari Ramayanan Ballet Candi Prambanan ini memakai dengan berbagai kostum dan tata rias yang berbeda akan memerankan tokoh-tokoh tertentu yang selanjutnya menyuguhkan gerakan dengan penuh penjiwaan yang akan mengajak para penonton larut dalam menikmati perpaduan yang serasi antara gerakan seni para penari dengan iringan bunyi gamelan yang akan menambah suasana semakin hidup seperti melihat langsung kejadian sebenarnya pada waktu yang lalu tentang Ramayana.
Pementasan Sendratari Ramayana atau Ramayana ballet Candi Prambanan tersebut di laksanakan dan terbagi menjadi dua pertunjukan :
- Pertunjukan di bulan November – April di laksanakan di gedung pertunjukan Trimurti.
- Pertunjukan dibulan Mei – Oktober dilaksanakan di panggung terbuka ( open teater _
Cerita Ramayana yang terdapat pada relief candi Prambanan yang juga terukir pada candi Siwa dan candi Brahma mengisahkan tentang Rama Wijaya seorang putra mahkota dari kerajaan Ayodya yang akhirnya berhasil memenangkan sayembara untuk memperistri Dewi Shinta putri dari Prabu Janaka dari negeri Mantili.
Selanjutnya pada suatu ketika Rama Wijaya, Dewi Sinta dan Leksmana ( adik dari Rama ) sedang melakukan perjalanan sampai dihutan Dandakala. Di hutan mereka bertemu dengan Rahwana yang ternyata menaruh hati kepada Dewi Shinta karena mengira jelmaan dari Dewi Widowati seorang wanita yang sangat dicintainya yang selama ini sedang dicari – carinya.
Selanjutnya Rahwana menyusun strategi untuk mendapatkan Sinta dari Rama dengan cara mengubah pengikutnya menjadi kijang kencana yaitu kijang yang cantik dan lincah. Shinta tertarik dan meminta agar Rama untuk menangkapnya. Akhirnya Rama meninggalkan Shinta dan Leksmana. Setelah lama tidak kembali maka Shinta meminta Leksmana untuk pergi menyusul Rama. Sebelum meninggalkan Shinta sendirian, Leksmana membuat lingkaran garis magis perlindungan untuk melindungi Shinta.
Mengetahui Shinta sendirian Rahwana mencoba mendekati Shinta tetapi gagal karena terhalang oleh lingkaran magis yang di buat oleh leksmana. Rahwana mencari akal dengan menyamar menjadi Brahmana tua, ketika Shinta keluar dari lingkaran dan mendekat untuk memberi sedekah tiba-tiba ditariklah Shinta dan selanjutnya dibawa Rahwana ke Alengka.
Selanjutnya Rama akhirnya berhasil menangkap kijang tersebut dan tiba-tiba berubbah menjadi raksasa sehingga terjadilah perkelahian dengan Rama. Raksasa tersebut akhirnya bisa dikalahkan oleh Rama dengan cara memanahnya. Tak lama kemudian Leksmana berhasil menemui Rama dan mengajak kembali untuk segera menemui Shinta.
Rama dan Leksmana terkejut karena Shinta sudah tidak berada di tempat lingkaran magis tersebut. Berdasarkan informasi dari seekor burung garuda yang bernama Jatayu, akhirnya Rama mengetahui bahwa Shinta ternyata dibawa Rahwana ke Alengka.
Dalam suasana kesedihan yang mendalam, mereka bertemu dengan kera putih yang diutus oleh paman Rama yang bernama Sugriwa. Kera putih tersebut diperintahkan untuk mencari dua kesatriya yang dapat mengalahkan Subali. Singkat cerita akhirnya Rama berhasil mengalahkan Subali.
Untuk membalas jasa Rama yang telah berhasil mengalahkan Subali, akhirya Sugriwo mengutus Hanuman untuk membatu Rama menemukan Shinta di Alengka. Kemudian Hanuman pergi ke kerajaan Alengka untuk mencari informasi kekuatan lawan sambil membuat onar di kerajaan tersebut.
Tetapi Hanuman ternyata dapat ditangkap oleh Indrajid putra dari Rahwana dan akhirnya Hanuman dibakar hidup – hidup. Hanuman yang dibakar bukannya mati akan tetapi dengan api tersebut malah membakar kerajaan Alengka ( Kisah ini di kenal dengan nama Hanuman Obong )
Selanjutnya Hanuman kembali menemui Rama dan bersama pasukan kera berangkat ke kerajaan Alengka. Maka terjadilah perang Brubuh dan akhirnya Rahwana gugur dipanah oleh Rama dan dihimpit oleh gunung Sumawan yang dibawa oleh Hanuman.
Setelah Rahwana mati, akhirnya Shinta dapat ditemukan oleh Rama. Akan tetapi Rama menolak karena menganggap Shinta sudah ternoda di kerajaan Alengka. Rama meminta Shinta untuk membuktikan kesuciannya. Dengan sukarela Shinta membakar dirinya sendiri, karena kejujuran, kebenaran dan kesucianya, atas pertolongan dewa api, Shinta akhirnya selamat dari api. Karena sudah terbukti kesuciannya akhirnya Rama kembali menerima Shinta dengan perasaaan bahagia dan haru.
Selain dapat disaksikan di komplek candi Prambanan, Ramayana Ballet juga dapat disaksikan di Purawisata Yogyakarta yang berada di Jalan Brigjen Katamso, sebelah timur Keraton Yogyakarta. Purawisata Yogyakarta telah memecahkan rekor Museum Rekor Indonesi ( MURI ) karena selama 25 tahun mulai dari tahun 2002 telah mementaskan Sendratari ini setiap hari dan tidak pernah absen.
0 Komentar